Sutradara Simon Buis SVD Pemeran Keli Kadoe, Diroe Doka, Jacobs, Waroe Wesa, Kadoe Woga, Paroe Meo, Tjeke L...
Sutradara Simon Buis SVD
Pemeran Keli Kadoe, Diroe Doka, Jacobs, Waroe Wesa, Kadoe Woga, Paroe Meo, Tjeke Ladja
Rasio gambar 1.33:1 (4:3)
Format syuting 35mm
Warna Warna
Sistem suara Silent
Bahasa utama Bahasa Belanda
Sinopsis
Film ini diberi "judul tambahan": haat en liefde bij de bamboeboschbewoners van Borado-Likowali eiland Flores (benci dan cinta di hutan bambu Borado-Likowali, Pulau Flores). Boleh disebut film fiksi ini lebih merupakan kisah pengkatolikan penduduk sebuah desa, yang dilakukan oleh seorang pastor misionaris. Meski demikian kisah utama ini baru muncul pada paruh kedua film.
Paruh pertama mengisahkan Keli Kadoe yang dipaksa kawin dengan Waroe Wesa, padahal dia sudah punya kekasih dari lain desa, Diroe Doka. Suatu hari Waroe memergoki Keli sedang bercengkerama dengan kekasihnya. Maka pecahlah pertengkaran yang berujung pada perang antardesa. Waroe terbunuh. Ayahnya, Paroe Meo, menghendaki Keli kawin dengan adik Waroe. Keli menolak. Permusuhan berlanjut. Penguasa wilayah mengirimkan tentara untuk menghentikan permusuhan ini dan menangkap biang keladinya, Diroe dan Paroe.
Mulai cerita baru tentang seorang pastor yang baru datang ke wilayah itu. Ia berusaha memikat penduduk dengan berbuat baik dan sedikit demi sedikit mengajarkan agamanya dan mengajak penduduk desa untuk membangun gereja. Ia juga dilapori oleh Keli, bahwa kekasihnya yang tidak bersalah ditahan di penjara. Pengadilan yang kemudian diadakan menentukan bahwa Paroe bersalah dan dihukum enam bulan.
Lepas dari penjara Paroe tetap menuntut Keli mengawini adik Maroe. Pastor turut campur: perkawinan tidak bisa dipaksakan. Paroe marah. Ia berusaha membunuh pastor. Pertama, membakar rumah pastor, kemudian memarang tubuhnya, hingga pastor terluka dan harus dirawat. Peristiwa ini membuat penduduk memusuhi Paroe, hingga yang terakhir ini minta maaf. Damai terwujud. Pastor melakukan pembaptisan pada sejumlah penduduk.
Film ini juga dipenuhi deskripsi etnografis tentang adat desa Flores berbentuk tarian perang dan kegiatan sehari-hari.
Catatan
Kopi online film ini dapat diakses di sini.
Film ini diwarnai dengan sistem celup (tinting) dan diputar dengan musik pengiring hasil rekaman etnomusikolog Jaap Kunst dari plat gramofon terpisah.
Produksi film ini dimulai pada paruh kedua 1930 dan berlangsung selama 19 bulan. De Indische courant mencatat pemutaran film ini di Katholieke Sociale Bond Surabaya tanggal 11 Agustus 1932. Film ini lulus sensor dengan rekomendasi baik di Belanda pada 24 April 1933.
Masa putar film ini sekitar 2 jam dengan panjang film 2443 meter menurut data sensor tahun 1933, bisa diperkirakan bahwa Amorira adalah film dengan kecepatan putar sekitar 16 bingkai per detik (frame per second).
Pemeran
Keli Kadoe ... Kekasih
Diroe Doka ... Kekasih
Jacobs ... Pastor misionaris
Waroe Wesa ... Pesaing
Kadoe Woga ... Ayah Keli
Paroe Meo ... Ayah Waroe Wesa dan panglima Likowali
Tjeke Ladja ... Panglima Borado
Kru
Departemen Produksi
Simon Buis SVD ... Sutradara
Departemen Kamera
P Beltjens SVD ... Penata Kamera
Departemen Suara dan Musik
Jaap Kunst ... Ilustrasi Musik
Produksi
Produksi
Soverdi ... Produksi
Sumber data film: Centrale Commissie voor de Filmkeuring (Nationaal Archief; A2738) Nieuw Weekblad voor de Cinematografie Nr. 32, 1933
Data tidak lengkap atau salah?
Bantu kami melengkapi/membenarkan data di laman ini. Kami sangat menghargai setiap data yang Anda bagi dengan kami. Silakan lihat laman Kontribusi untuk keterangan lebih lanjut.
http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-a007-32-401510_amorira/media#.XGAxDVUza00
COMMENTS